21 Juli 2012

Puasa Bukan Rintangan Bagi Atlet Olimpiade

WartaNews - London, Suleiman Nyambui adalah pelari jarak 5.000 meter yang menyabet medali perak pada Olimpiade 1980. Waktu itu, Nyambui berlari di tengah Ramadan. Nyambui yang beragama Islam pun berpuasa, meski harus mengerahkan tenaga sejauh ribuan meter. Dan Olimpiade tak ia jadikan alasan untuk tidak berpuasa.



"Ketika Anda memutuskan untuk melakukan sesuatu, Allah ada menyertai Anda," tutur Nyambui, Kamis 19 Juli 2012.

Seperti 1980 lalu, kali ini Olimpiade London 2012 bertepatan dengan Ramadan. Tercatat sekitar 3.000 atlet beragam Islam yang ikut bertanding di sana. Seperti atlet dayung dari Inggris, Mohamed Sbihi, dan petinju asal Prancis, Rachid Azzedine.

Atlet yang juga puasa saat tampil adalah mantan pemain National Basketball Association Hakeem Olajuwon dan Shareef Abdur-Rahim; atlet National Football League, Hamza Abdullah dan Husain Abdullah; serta pesepak bola Karim Benzema dan Mahamadou Diarra.

Atlet lari 10.000 meter asal Kanada, Mohammed Ahmed, berencana tetap berpuasa selama latihan dan pertandingan Olimpiade London 2012. Menurut Ahmed, puasa bukanlah hal baru dalam kehidupannya. Karena itu dia memutuskan tetap menahan lapar dan haus selama Ramadan. "Paling-paling saya akan lebih merasa lelah di garis finish," ujar Ahmed.

Satu atlet yang berencana tak berpuasa adalah Sbihi. Atlet dayung ini akan menunda puasa Ramadan hingga pertandingan Olimpiade London 2012 berakhir. Dan tiap hari puasa yang ia lewatkan, Sbihi akan menyumbang 60 porsi makanan bagi masyarakat tak mampu di Maroko, kota kelahiran ayahnya.

"Beberapa atlet Islam ada yang tak menjalani puasa kala bertanding di Olimpiade," tulis situs berita Huffingtonpost. "Dan keputusan ini sudah disetujui otoritas keagamaan."

Kata Nyambui, bertanding kala puasa sebetulnya tidak menyengsarakan bagi atlet yang berpuasa. Bagian terberat adalah ketika latihan sebelum kompetisi dimulai. Sebab jadwal latihan dimulai bersamaan dengan awal Ramadan. Satu-dua minggu awal Ramadan adalah waktu yang sulit bagi atlet. Mereka harus menyesuaikan kondisi tubuh yang haus dan lapar namun tetap mengeluarkan banyak tenaga.

"Tapi setelahnya, tubuh sudah beradaptasi dan bisa bertahan. Orang berpuasa pun bisa main bola, jogging, atau berenang," ujarnya.

Di London, waktu puasa akan bergulir selama 17 jam dalam sehari. Pada Ramadan 1433 Hijriah ini, matahari memang bersinar lebih lama di Inggris. Sebab negara itu tengah melewati musim panas. (*/Olu)
Rating Artikel : 5 Jumlah Voting : 99 Orang
Previous Post
Next Post

0 Please Share a Your Opinion.: