Anak-anak bangsa berencana menggarap teknologi baru untuk kepentingan intelegensi. Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) salah satunya. ITS menggarap kapal perang yang sudah tercatat dalam sejarah yakni KRI Krait 827. Kapal berbahan aluminium ini sudah diresmikan oleh Panglima TNI pada Desember 2008 lalu.
KRI Krait 827 adalah kapal patroli kelas PC-40 hasil desain dikembangkan oleh Ship Designer asal ITS dan dibangun bekerja sama dengan anggota TNI Angkatan Darat. Kapal perang ini tercatat sebagai kapal cepat patroli pertama yang dipakai angkatan darat Indonesia. Rangkaiannya mempunyai panjang badan 40 meter dan dirancang bisa melaju dengan kecepatan 20 knot. Untuk menggerakan kapal berbadan aluminium alloy ini didorong oleh 2 buah mesin diesel 1250 HP.
Selama ini, ITS menjadi dapur pengembangan teknologi pertahanan di Indonesia. "Sejauh ini, kami dipercaya untuk selalu berkompetisi. Salah satunya mengembangkan model kapal perang anti radar," papar Marine Engineer and & Ship Designer ITS, Ir. Agoes Santoso kepada beritajatim, Sabtu (25/22012).
Agus menjelaskan, metode konstruksi anti radar tersebut menggunakan model diamond cut. Dimana model fisiknya dirancang menyerupai berlian yang runcing di atas. Kapal perang tersebut dipakai untuk mengintai, jadi tidak mudah dideteksi radar. Satu kapal perang membutuhkan dana sebesar 500 juta rupiah.
"Semakin besar kapal yang dirancang, semakin besar pula biaya operasionalnya. Sayangnya, untuk desain enginering kapal di Indonesia dibatasi hanya 3 persen saja. Sedangkan di negara lain bisa sampai 50 persen," ujar Agus .
Namun yang menjadi nilai penting dari produk ciptaan Indonesia adalah, harganya relatif lebih murah. "Kita sesuaikan dengan kebutuhan. Kita berharap ciptaan kita juga dilirik pembeli dari luar negeri," pungkasnya.
KRI Krait 827 adalah kapal patroli kelas PC-40 hasil desain dikembangkan oleh Ship Designer asal ITS dan dibangun bekerja sama dengan anggota TNI Angkatan Darat. Kapal perang ini tercatat sebagai kapal cepat patroli pertama yang dipakai angkatan darat Indonesia. Rangkaiannya mempunyai panjang badan 40 meter dan dirancang bisa melaju dengan kecepatan 20 knot. Untuk menggerakan kapal berbadan aluminium alloy ini didorong oleh 2 buah mesin diesel 1250 HP.
Selama ini, ITS menjadi dapur pengembangan teknologi pertahanan di Indonesia. "Sejauh ini, kami dipercaya untuk selalu berkompetisi. Salah satunya mengembangkan model kapal perang anti radar," papar Marine Engineer and & Ship Designer ITS, Ir. Agoes Santoso kepada beritajatim, Sabtu (25/22012).
Agus menjelaskan, metode konstruksi anti radar tersebut menggunakan model diamond cut. Dimana model fisiknya dirancang menyerupai berlian yang runcing di atas. Kapal perang tersebut dipakai untuk mengintai, jadi tidak mudah dideteksi radar. Satu kapal perang membutuhkan dana sebesar 500 juta rupiah.
"Semakin besar kapal yang dirancang, semakin besar pula biaya operasionalnya. Sayangnya, untuk desain enginering kapal di Indonesia dibatasi hanya 3 persen saja. Sedangkan di negara lain bisa sampai 50 persen," ujar Agus .
Namun yang menjadi nilai penting dari produk ciptaan Indonesia adalah, harganya relatif lebih murah. "Kita sesuaikan dengan kebutuhan. Kita berharap ciptaan kita juga dilirik pembeli dari luar negeri," pungkasnya.
0 Please Share a Your Opinion.: