BELUM habis adik-adik kita di SMK Negeri 2 Surakarta bikin bangga dengan mobil Esemka yang mereka rakit, adik-adik kita di Batam, persisnya di SMK Kartini juga menghasilkan inovasi baru di bidang teknologi otomotif. Kalau Mobil Esemka sempat tergajal karena gagal uji emisi, teknologi mobil berbahan bakar gas hasil rancangan tim siswa SMK Kartini bisa jadi solusinya.
Hasil inovasi siswa-siswa di SMK Kartini ini cukup hebat, teknologi yang mereka ciptakan ini bisa digunakan untuk semua jenis mobil. Bahkan bisa dioperasikan menggunakan dua jenis bahan bakar, yakni BBM maupun gas secara bergantian. Selain itu, menurut Defwarman guru pembimbing mereka, teknologi ini juga bisa digunakan untuk kendaraan berbahan bakar solar.
Temuan mereka sudah merupakan dukungan terhadap keseriusan pemerintah yang telah mewacanakan konversi BBM ke Bahan Bakar Gas (BBG) untuk kendaraan bermotor. Seperti yang ditulis kompas, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN), Armida Alisjahbana, mengatakan, pemerintah mengutamakan angkutan umum untuk melakukan konversi bahan bakar minyak bersubsidi ke bahan bakar gas. Angkutan umum menjadi prioritas karena kendaraan tersebut mempunyai trayek.
Sabtu, 17 Maret kemarin, 10 siswa yang tergabung dalam tim ini melakukan uji terakhir mengenai durasi mesin. Pengujian menggunakan engine trainner didapat hasil cukup mencengangkan, yaitu untuk 1 kg gas elpiji setara dengan penggunaan 2 liter bensin. Dengan mesin berkapasitas sampai 6000 rpm, 1 kg elpiji mampu hidup selama 1 jam 24 menit, 24 detik.
“Teknologi bahan bakar gas ini lebih efisien. Anggap saja 1 kg gas seharga Rp 5.000, maka lebih irit Rp 4.000 jika dibandingkan menggunakan 2 liter bensin. Apalagi jika bulan April nanti harga BBM jadi naik,” ujar Arlanda Junitino dan Hendra, dua siswa anggota tim ini didampingi guru pembimbing mereka Defwarman Spd dan Joko Sumeneng.
Mereka berencana akan mengujicobakan teknologi yang mereka ciptakan ini dengan dipasang pada rangkaian mobil sesungguhnya. Pada tahap itu juga akan diuji jarak tempuhnya. Jika sudah sempurna maka teknologi ini segera di-launching. Setelah beberapa kali diujicobakan di sekolah, mereka mengaku sudah lagi tidak terdapat masalah pada mesin.
Kelebihan lain dari teknologi otomotif ini, pembakaran lebih sempurna. Menurut para siswa, hal itu dibuktikan ketika menggunakan bahan bakar minyak maka di ujung busi sempat terjadi pengerakan. Sementara ketika diuji menggunakan bahan bakar gas, busi tetap bersih.
Defwarman mengakui, untuk menguji kesempurnaan hasil inovasi anak didiknya, ia tidak bisa melihatnya sendirian. Karena itu, pihaknya sudah mengundang sejumlah bengkel bahkan pabrikan mesin yang ada di Batam. Mereka mengakui keberhasilan anak-anak SMK Kartini tersebut dan menyatakan uji coba teknologi itu tepat untuk diterapkan di masa mendatang.
Terlepas dari keberhasilan itu, diakui Joko, ke depan penerapan teknologi mobil berbahan bakar gas ini juga perlu sikap tanggap dari pemerintah daerah. Misalnya saja, jika teknologi mobil berbahan bakar gas ini diterima masyarakat, maka selayaknya pemerintah daerah memikirkan adanya SPBU gas.
0 Please Share a Your Opinion.: