Tidur merupakan salah satu terapi penyegaran tubuh. Kurang tidur membuat tubuh tak dapat memulihkan kerusakan sel dan jaringan yang terjadi setiap hari. Tapi, tidur berlebih juga berbahaya untuk kesehatan.
Rohit R Arora, profesor kardiologi dari Chicago Medical School memperingatkan bahwa kurang tidur maupun tidur berlebih berkaitan dengan faktor risiko gangguan jantung.
Dari penelitian terhadap 3.019 pasien usia 45 tahun ke atas, ia menemukan bahwa orang dewasa yang tidur kurang dari enam jam atau lebih dari delapan jam sehari memiliki peningkatan risiko serangan jantung, stroke, dan gagal jantung.
Analisis lebih detail menyebut bahwa mereka yang terbiasa kurang tidur dua kali lebih mungkin mengalami serangan jantung dan stroke, dan 1,6 kali lebih mungkin mengalami gagal jantung.
Sementara mereka yang doyan tidur berlebihan dua kali lebih mungkin mengalami angina dan 1,1 kali lebih mungkin mengalami jantung koroner. "Tidur dapat mempengaruhi kesehatan jantung, dan ini harus menjadi prioritas," kata Arora
Dalam penelitian terdahulu, penelitian lebih fokus terhadap efek buruk kurang tidur yang dikaitkan dengan kelainan sistem saraf simpatik, intoleransi glukosa, peningkatan kadar kortisol, tekanan darah, dan gangguan denyut jantung. Yang semua ini berhubungan dengan gangguan kardiovaskuler.
Arora mengatakan bahwa durasi tidur harus menjadi perhatian dokter. Ia melihat banyak dokter yang mengesampingkan pola tidur dalam diagnosis yang berhubungan dengan penyakit kardiovaskuler.
Menurutnya, durasi tidur ideal adalah delapan jam sehari. Tidur kurang dari enam jam dan lebih delapan jam sehari justru mempercepat kerusakan sel tubuh yang berpotensi mengurangi harapan hidup.
Rohit R Arora, profesor kardiologi dari Chicago Medical School memperingatkan bahwa kurang tidur maupun tidur berlebih berkaitan dengan faktor risiko gangguan jantung.
Dari penelitian terhadap 3.019 pasien usia 45 tahun ke atas, ia menemukan bahwa orang dewasa yang tidur kurang dari enam jam atau lebih dari delapan jam sehari memiliki peningkatan risiko serangan jantung, stroke, dan gagal jantung.
Analisis lebih detail menyebut bahwa mereka yang terbiasa kurang tidur dua kali lebih mungkin mengalami serangan jantung dan stroke, dan 1,6 kali lebih mungkin mengalami gagal jantung.
Sementara mereka yang doyan tidur berlebihan dua kali lebih mungkin mengalami angina dan 1,1 kali lebih mungkin mengalami jantung koroner. "Tidur dapat mempengaruhi kesehatan jantung, dan ini harus menjadi prioritas," kata Arora
Dalam penelitian terdahulu, penelitian lebih fokus terhadap efek buruk kurang tidur yang dikaitkan dengan kelainan sistem saraf simpatik, intoleransi glukosa, peningkatan kadar kortisol, tekanan darah, dan gangguan denyut jantung. Yang semua ini berhubungan dengan gangguan kardiovaskuler.
Arora mengatakan bahwa durasi tidur harus menjadi perhatian dokter. Ia melihat banyak dokter yang mengesampingkan pola tidur dalam diagnosis yang berhubungan dengan penyakit kardiovaskuler.
Menurutnya, durasi tidur ideal adalah delapan jam sehari. Tidur kurang dari enam jam dan lebih delapan jam sehari justru mempercepat kerusakan sel tubuh yang berpotensi mengurangi harapan hidup.
0 Please Share a Your Opinion.: