28 Juni 2012

Turki meningkatkan kekuatan militernya di perbatasan

Militer Turki
Pergerakan peluncur roket dan artilerti pertahanan udara disiarkan TV Turki.

Turki mulai menempatkan peluncur roket dan artileri pertahanan udara di sepanjang perbatasan dengan Suriah, setelah penembakan pesawat militernya pekan lalu.

Iring-iringan kenderaan militer terlihat bergerak dari pangkalan militer di Iskenderun dan Diyarbakir ke kawasan perbatasan yang dekat dengan tempat jatuhnya pesawat tempur mereka.

Pesawat F-4 Phantom itu jatuh ke laut setelah ditembak militer Suriah karena dianggap memasuki ruang angkasa Suriah. Kedua pilotnya masih belum ditemukan.

Ketika mengumumkan keputusan untuk meningkatkan pengamanan di perbatasan Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan setiap elemen militer yang mendekati perbatasan Turki dari Suriah akan diperlakukan sebagai ancaman dan menjadi sasaran militer.

Dia menambahkan bahwa Suriah merupakan ancaman yang jelas saat ini."

Tambahan pasukan juga udah dikerahkan ke perbatasan dan stasdiun TV Turki juga menayangkan gambar konvoi militer yang membawa artileri pertahanan udar ke sebuah pangkalan militer di dekat kota perbatasan,

Pemerintah bersatu

Pengungsi asal Suriah Sekitar 33.000 warga Suriah sudah melintasi perbatasan masuk ke wilayah Turki.

Peningkatan keamanan perbatasan ini diambil Turki sementara Rusia dan beberapa negara Barat sedang mengkaji rencana perdamaian dari utusan PBB untuk Suriah, Kofi Annan, yang antara lain menyarankan pembentukan pemerintahan bersatu.

Beberapa diplomat Barat mengatakan Rusia sudah menyatakan akan mendukung rencana pemerintah bersatu itu dan mengusulkan pembentukan kabinet yang terdiri dari kubu pemerintah maupun kelompok perlawanan.

Namun masih belum bisa dipastikan sikap resmi Rusia dan masakah ini akan dibahas Sabtu 30 Juni oleh Kelompok Aksi Suriah PBB di Jenewa.

Sementara para diplomat Barat mengatakan Presiden Bashar al-Assad tidak akan masuk ke dalam pemerintahan bersatu dan masa depannya tidak disinggung dalam rencana Annan.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan bahwa masa depan Presiden al-Assad harus diputuskan lewat dialog di kalangan masyarkat Suriah sendiri.

Lavrov juga menegaskan bahwa konferensi Kelompok Aksi Suriah PBB tidak bisa mendikte bentuk pemerintahan bersatu Suriah.

Di lapangan, tampaknya kekerasan masih belum mereda dan hingga saat ini sekitar 33.000 warga Suriah sudah melintasi perbatasan masuk ke Turki untuk menyelamatkan diri dari konflik yang sudah berlangsung setahun lebih.
sumber : http://news.detik.com
Previous Post
Next Post

0 Please Share a Your Opinion.: