Dubai - Pemerintah Iran akan melacak orang-orang yang bertanggung jawab
membuat film yang menghina Nabi Muhammad. Cuplikan film berjudul
Innocence of Muslims itu dibuat di California dan diunggah ke YouTube.
Film itu menggambarkan Nabi Muhammad sebagai seorang yang bodoh dan mata
keranjang. Akibatnya, tersulutlah aksi protes diiringi kekerasan selama
sepekan ini di sejumlah negara.
“Pemerintah Republik Islam Iran mengutuk penghinaan dan tindakan tak pantas ini,” kata Wakil Presiden Pertama, Mohammad Reza Rahimi, seperti dilansir kantor berita Mehr, Senin, 17 September 2012.
“Tentu saja kami akan mencari, melacak, dan mengejar orang bersalah ini yang telah menghina 1,5 miliar umat muslim di seluruh dunia,” kata dia.
Pendiri Republik Islam Iran, Ayatollah Ruhollah Khomeini, pernah menyerukan hukuman mati kepada novelis Inggris kelahiran India, Salman Rushdie, pada 1989 karena novelnya yang kontroversial Ayat-ayat Setan (The Satanic Verses). Kala itu, dia mengatakan novel itu merupakan hujatan terhadap Nabi Muhammad.
Para pejabat Iran menuntut Amerika Serikat meminta maaf kepada umat Islam atas beredarnya film itu. Menurut mereka, ini hanya salah satu dari serangkaian penghinaan Barat kepada tokoh-tokoh suci Islam.
Rahimi tidak mengungkapkan secara detail bagaimana Iran akan mengejar pembuat film tersebut. Ia secara khusus menggelar rapat kabinet untuk membahas masalah itu pada Ahad lalu.
Duta besar Amerika Serikat untuk Libya, Christopher Stevens, dan tiga warga Amerika Serikat lainnya terbunuh di Benghazi, Libya, Selasa pekan lalu. Sejumlah orang lainnya juga tewas dalam serangkaian unjuk rasa mengutuk film tersebut di berbagai belahan dunia.
“Pemerintah Republik Islam Iran mengutuk penghinaan dan tindakan tak pantas ini,” kata Wakil Presiden Pertama, Mohammad Reza Rahimi, seperti dilansir kantor berita Mehr, Senin, 17 September 2012.
“Tentu saja kami akan mencari, melacak, dan mengejar orang bersalah ini yang telah menghina 1,5 miliar umat muslim di seluruh dunia,” kata dia.
Pendiri Republik Islam Iran, Ayatollah Ruhollah Khomeini, pernah menyerukan hukuman mati kepada novelis Inggris kelahiran India, Salman Rushdie, pada 1989 karena novelnya yang kontroversial Ayat-ayat Setan (The Satanic Verses). Kala itu, dia mengatakan novel itu merupakan hujatan terhadap Nabi Muhammad.
Para pejabat Iran menuntut Amerika Serikat meminta maaf kepada umat Islam atas beredarnya film itu. Menurut mereka, ini hanya salah satu dari serangkaian penghinaan Barat kepada tokoh-tokoh suci Islam.
Rahimi tidak mengungkapkan secara detail bagaimana Iran akan mengejar pembuat film tersebut. Ia secara khusus menggelar rapat kabinet untuk membahas masalah itu pada Ahad lalu.
Duta besar Amerika Serikat untuk Libya, Christopher Stevens, dan tiga warga Amerika Serikat lainnya terbunuh di Benghazi, Libya, Selasa pekan lalu. Sejumlah orang lainnya juga tewas dalam serangkaian unjuk rasa mengutuk film tersebut di berbagai belahan dunia.
0 Please Share a Your Opinion.: