Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama
TNI Untung Suropati mengungkapkan, TNI Angkatan Laut akan melaksanakan
latihan perang secara besar-besaran di laut Jawa selama satu bulan (23
September s.d. 23 Oktober 2012).
Latihan perang laut yang diberi sandi Armada Jaya XXXI/2012 akan
melaksanakan penembakan berbagai macam senjata strategis, antara lain
peluncuran peluru kendali Torpedo Sut sasaran permukaan baik dari kapal
selam KRI Nanggala-204 maupun kapal perang jenis Patrol Ship Killer KRI
Ajak-653.
Latihan Armada Jaya XXXI/2012 di perairan Indonesia Kawasan Timur,
mulai dari Laut Jawa hingga puncaknya dilaksanakan operasi amfibi berupa
pendaratan pasukan pendarat Marinir di Sangatta, Kalimantan Timur.
Seluruh kesenjataan TNI AL yang tergabung dalam SSAT yaitu kapal perang,
pesawat udara, Marinir dan Pangkalan akan digelar pada latihan puncak
TNI AL ini, tegas Kadispenal Laksamana Pertama TNI Untung Suropati,
seusai mengikuti paparan Rencana Garis Besar Latihan Armada Jaya
XXXI/2012, Kamis (13/9) di Mabes TNI AL Cilangkap, Jakarta Timur.
Latihan ini merupakan salah satu aktualisasi tentang kesiapan TNI AL
dalam melaksanakan Operasi Amfibi, Operasi Laut Gabungan dan Operasi
Pendaratan Administrasi di perairan timur yurisdiksi nasional dalam
rangka menjaga dan mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Pada latihan ini, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana
TNI Soeparno bertindak selaku Pemimpin Umum Armada Jaya XXX/2012,
sedangkan Komandan Seskoal Laksamana Muda TNI Arief Rudianto, S.E.
sebagai Direktur Latihan.
Dalam Armada Jaya XXXI/2012 ini akan dilaksanakan berbagai rangkaian
kegiatan latihan dengan melibatkan kurang lebih empat ribu personel, 23
kapal perang berbagai jenis (Kapal Selam, Perusak Kawal Rudal, Kapal
Cepat Rudal, Perusak Kawal, Angkut Tank, Buru Ranjau, Kapal Tanker dan
Kapal Bantu Tunda), delapan pesawat udara, satu Brigade Pasukan Pendarat
Marinir beserta 93 kendaraan tempur lengkap dengan logistiknya.
Latihan dilaksanakan dua tahap yaitu geladi Posko termasuk gelar
pasukan tanggal 23 September s.d. 7 Oktober 2012 dan gladi lapangan
tanggal 9 s.d. 23 Oktober 2012 guna menguji kemampuan perencanaan
Operasi Amfibi, Operasi Laut Gabungan dan Operasi Pendaratan
Administrasi. Setelah serbuan amfibi berakhir dan pantai pendaratan
dinyatakan dikuasai, akan digelar bakti sosial yang didukung kapal
perang rumah sakit KRI dr. Soeharso-990.
Menurut Kadispenal, konstelasi geografis Indonesia merupakan negara
kepulauan (Archippelagic State) terbesar di dunia, memiliki wilayah laut
yang luas dan berbatasan langsung dengan wilayah perairan negara
tetangga, apabila kita tidak mengelola dan memanfaatkannya dengan baik
maka akan berpeluang munculnya konflik. Permasalahan perbatasan yang
sampai saat ini masih mencuat di permukaan, menjadikan pelajaran bagi
kita untuk selalu waspada dan siap untuk mempertahankan serta menjaga
setiap jengkal wilayah yurisdiksi kedaulatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
TNI Angkatan Laut sebagai alat pertahanan negara di laut dituntut
kesiapannya dalam menghadapi dan mengantisipasi berbagai bentuk ancaman
yang dapat mengganggu keamanan dan kedaulatan NKRI. Kesiapan TNI AL
berupa tampilan kemampuan dan kekuatan alutsista yang andal,
kesiapsiagaan operasional seluruh komponen Sistem Senjata Armada Terpadu
(SSAT) dan profesionalisme prajurit Matra Laut. Hasil dari kegiatan
pembinaan tersebut diukur melalui latihan puncak TNI AL yakni Armada
Jaya.
Latihan Armada Jaya merupakan latihan puncak bagi TNI AL dan
dilaksanakan setiap tahun di wilayah yang berbeda, bahkan diusahakan
seluruh pantai yang ada di Indonesia ini pernah dijadikan sebagai daerah
latihan. Dengan menggelar latihan di daerah tersebut akan menjadi salah
satu referensi bagi TNI AL, jika sewaktu-waktu dibutuhkan operasi
sebenarnya.
0 Please Share a Your Opinion.: