Empat mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menciptakan electric two wheeled vehicle (ETV)
atau sepeda yang menggunakan listrik sebagai sumber energinya. Uniknya,
bentuk sepeda yang lain dari biasanya yakni memiliki desain melebar
hingga 1,3 meter itu dibuat dengan memanfaatkan barang bekas sehingga
biaya produksi benar-benar bisa ditekan.
Tak seperti desain sepeda
konvensional umumnya, sepeda listrik ini memiliki dua roda besar di
samping kiri dan kanan. Masing-masing roda sepeda memiliki diameter 1,5
meter sehingga memakan cukup banyak badan jalan. Dari jauh, sepeda
listrik tersebut memang mirip mainan anak-anak.
Berbekal kreativitas, tim yang terdiri dari Puji Suyudi, Singgih Yohan Sambada, Indra Nugroho serta Muhammad Nur Hidayat berhasil membuat roda besar dengan memanfaatkan pipa besi setebal 2 mm dan diameter 2 inci. Pipa besi tersebut kemudian di-roll
dan dilapisi dengan sambungan beberapa karet ban sepeda bekas. Tidak
seperti penelitian yang sama di Australia, roda sepeda listrik buatan
mahasiswa UNS tidak memiliki pelek sehingga lebih murah. Hal yang sama
juga terlihat pada dudukan sepeda yang memanfaatkan kursi dari mobil
Isuzu Panther bekas.
Ditemui Solopos.com, Rabu (10/10/2012), Indra mengatakan secara keseluruhan komponen baru pada sepeda listrik mereka hanya beberapa yakni shockbreaker, lengan ayuh, seat belt serta setang. Lainnya memanfaatkan barang bekas serta meminjam peralatan rekan.
Dengan
segala keterbatasan, Puji mengatakan biaya pembuatan sepeda relatif
murah, hanya Rp8 juta. Meski dana yang digunakan terbatas, tidak
demikian dengan kemampuan sepeda yang bisa melaju dengan kecepatan 20
km/jam. Menggunakan baterai litium ion 36 Volt, 17 Ampere dengan sistem
isi ulang, Indra mengklaim sepeda listrik bisa beroperasi hingga empat
jam.
Cara kerjanya relatif sederhana. Pengendara tinggal memutar
gas pada setang yang terhubung pada kabel mesin di bagian roda sebagai
penggerak. Ritme kecepatan sepeda sepenuhnya memang tergantung pada cara
pengendara menjalankan setang. Untuk gerakan membelok ke kanan hingga
ke kiri, tinggal memperbesar gas sehingga salah satu roda bisa berputar
lebih cepat. Berdasarkan hasil analisis keamanan, para mahasiswa yakin
sepeda listrik buatan mereka bisa dioperasikan tanpa mengundang bahaya.
http://www.solopos.com
0 Please Share a Your Opinion.: