04 Januari 2013

Membangun Kepercayaan di Bisnis Online

Membangun Kepercayaan di Bisnis Online
Di era ekonomi baru yang berbasis Internet, membangun kepercayaan itu penting. Apalagi dunia Internet selain menyuguhkan aneka kemudahan juga menghadirkan aneka bentuk risiko. Di antaranya, kasus peretasan maupun penipuan secara online. Membangun kepercayaan inilah yang menjadi pilar penting pembangunan ekonomi Internet saat ini.

Dalam bukunya berjudul “Six Pixels of Separation” (Business Plus: 2009), Mith Joel menandaskan return of investment (ROI) di era ekonomi baru ini tak lain adalah bagaimana membangun loyalitas pelanggan yang berbasiskan kepercayaan.

Joel mengatakan ada enam cara membangun kepercayaan dalam ekonomi Internet ini yang layak diperhatikan bagi para pewirausaha yang terjun ke dalamnya.

1. Consistency

Konsistensi menjadi bagian penting dalam membangun kepercayaan audiens. Misalnya, Anda sedang mengembangkan sebuah blog bisnis. Konsistensi mempublikasikan konten menjadi hal yang wajib diperhatikan. Bila Anda mengatakan blog Anda akan ter-update setiap hari, pastikan bahwa blog itu update setiap hari. Tidak hanya soal frekuensi konten yang terbitkan, tapi juga menyangkut tema-tema yang disajikan. Konsistensi ini menunjukkan bahwa bisnis sedang Anda jalankan secara serius. Keseriusan ini akan menumbuhkan kepercayaan dalam diri audiens terhadap bisnis tersebut.

2. Menggunakan nama global

Kesan pertama itu menentukan. Joel mengatakan nama situs atau blog bisnis berkorelasi kuat dengan merek yang dibangun. Anda, sambung Joel, lebih memikirkan secara matang nama yang akan Anda pakai untuk bisnis. Hindari nama-nama yang memberikan kesan anonim maupun kaku. Gunakan nama lengkap, baik nama diri maupun nama perusahaan. Transparansi dalam penggunaan nama akun menjadi modal untuk membangun kepercayaan audiens pada bisnis Anda. Selain itu, dengan nama asli ini, percakapan di media online akan berjalan dengan lebih baik karena orang percaya dengan Anda.

3. Gunakan gambar/avatar yang baik

Gambar, avatar, maupun foto profil sebaiknya dipilih yang menarik perhatian dan mewakili jiwa dari bisnis Anda. Joel menyitir gagasan lawas bahwa sebuah foto berbicara dalam ribuan kata. Ia juga mengingatkan bahwa Anda tidak akan mendapatkan kesempatan kedua untuk membangun kesan pertama. Sebisa mungkin gunakan foto asli agar orang bisa mengenali Anda dan menaruh kepercayaan dalam setiap percakapan yang dibangun. Tak jarang, di Internet, orang terkoneksi dengan orang lain setelah mengenal foto atau gambar tersebut. Terkoneksinya dengan banyak orang ini juga bisa dipahami dengan terkoneksinya Anda dengan banyak peluang.

4. Tambahkan nilai pada percakapan

Joel mengatakan tidak seorang pun peduli pada Anda sampai Anda menunjukkan bagaimana Anda peduli pada mereka. Salah satu caranya adalah dengan memberikan nilai pada setiap percakapan yang Anda bangun di media-media sosial. Anda bisa berbagi ide, cerita, maupun insight personal dengan audiens Anda. Selain itu, Anda harus bisa memberikan respons yang cepat dan bijak pada setiap komentar pada audiens. Respons harus disampaikan secara cerdas agar audiens bisa menilai Anda piawai dan menguasai apa yang sedang Anda jalankan. Pada intinya, Anda harus bisa memberikan nilai tambah kepada audiens Anda ketika berkomunikasi dengan mereka.

5. Etiket online: Respons cepat dan jujur

Masalah seperti komplain merupakan hal lumrah dan sering terjadi. Tapi, masalah ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut tanpa solusi. Joel mengatakan respons yang cepat dan jujur mutlak diperlukan dalam memecahkan masalah atau menanggapi setiap komplain audiens tersebut. Selain itu, jangan lupa juga untuk mengatakan terimakasih atas komplain sebagai bagian dari kepedulian audiens pada bisnis Anda.

6. Berkomunikasi seperti layaknya manusia, bukan siaran pers

Komunikasi dengan audiens di Internet harus berjalan secara interaktif. Pebisnis sebaiknya memposisikan diri sejajar dengan para audiens. Sebab itu, komunikasi seperti layaknya manusia itu penting. Joel mengatakan janganlah komunikasi dijalankan seperti satu arah, termasuk komunikasi seperti siaran pers. Joel mengatakan dialog menjadi hal penting. Menurut Joel, era sekarang bukan lagi era komunikasi satu arah seperti brosur yang mana konsumen sekarang tidak menyukainya. Konsumen lebih percaya pada merek yang bisa berkomunikasi dengan mereka secara dialogis dan jujur.
Previous Post
Next Post

0 Please Share a Your Opinion.: