Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI Mayjen TNI Hambali Hanafiah, secara resmi membuka latihan penyiapan Satgas Yonif Mekanis (Yonmek) TNI untuk stand by force misi PBB rotasi TNI TA. 2012, di Komplek Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI Sentul Bogor, Selasa (12/6/2012).
Dalam rilis yang dikirim ke redaksi Tribunnews.com, penyiapan Satgas ini merupakan tindak lanjut dari perintah Panglima TNI melalui Surat Telegram Panglima TNI Nomor ST/576/2012 tanggal 5 Juni 2012 tentang personel yang dinyatakan lulus seleksi tingkat pusat untuk mengikuti latihan penyiapan Yonif Mekanis TNI dalam rangka stand by force (SBF) pada rotasi misi PBB dan program kerja PMPP TNI TA. 2012 bidang latihan.
Dalam rilis yang dikirim ke redaksi Tribunnews.com, penyiapan Satgas ini merupakan tindak lanjut dari perintah Panglima TNI melalui Surat Telegram Panglima TNI Nomor ST/576/2012 tanggal 5 Juni 2012 tentang personel yang dinyatakan lulus seleksi tingkat pusat untuk mengikuti latihan penyiapan Yonif Mekanis TNI dalam rangka stand by force (SBF) pada rotasi misi PBB dan program kerja PMPP TNI TA. 2012 bidang latihan.
Latihan Penyiapan Satgas Yonmek tersebut akan berlangsung selama 1 bulan yaitu dari tanggal 12 Juni sampai dengan 11 Juli 2012, diikuti 850 prajurit, dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta latihan agar memiliki sikap, prilaku, pengetahuan dan ketrampilan tehnis dan taktis untuk bertugas sebagai personel Satgas Yonmek dalam misi perdamaian dibawah bendera PBB.
Asops Panglima TNI dalam amanatnya mengatakan bahwa operasi pemeliharaan dunia saat ini menjadi ujung tombak bagi TNI untuk menunjukkan eksistensinya di mata dunia internasional. Para prajurit harus merasa bangga, karena selama ini Kontingen Garuda dimanapun bertugas selalu memperoleh apresiasi serta pengakuan yang positif dari PBB maupun dari negara lain. Untuk melanjutkan keberhasilan yang membanggakan ini, maka harus sungguh-sungguh dalam latihan penyiapan. Semua materi yang akan dipelajari sudah dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat menjawab tuntutan tugas di daerah operasi.
Sebagai pasukan penjaga perdamaian, lanjut Asops Panglima TNI, para prajurit harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang konflik yang terjadi dan bagaimana menyikapinya. Para prajurit harus mampu menjadi penengah antara pihak-pihak yang bertikai secara imparsial, sehingga tidak dianggap memihak pada salah satu kelompok yang bertikai. Pahami benar bahwa penggunaan senjata harus sesuai dengan aturan pelibatan (ROE) dan ikuti standar prosedur operasi (SOP) yang berlaku.
Di akhir amanatnya Asops Panglima TNI menyampaikan atensi dan harapan kepada peserta latihan untuk meingkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; melaksanakan latihan dengan penuh rasa tanggung jawab, kesungguhan, dedikasi dan disiplin yang tinggi; memahami makna latihan dengan memelihara realisme latihan berdasarkan situasi daerah operasi yang dihadapi; memanfaatkan latihan untuk meningkatkan profesionalisme baik secara perorangan, kelompok, hubungan satuan sebagai Satgas Yonmek untuk SBF/rotasi TNI; memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan selama pelaksanaan latihan; meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris dan komputer serta mempelajari budaya masyarakat dimana prajurit ditugaskan. http://www.tribunnews.com
0 Please Share a Your Opinion.: