Agar tubuh tetap bugar, menjalani puasa ada triknya
Sabtu (21/7), umat Islam mulai menjalani puasa di bulan Ramadan, kendati sebagian juga sudah memulainya pada hari ini, Jumat (20/7).
Selain memulai dengan hati bersih, saat sahur hari pertama, perlu dipikirkan pula menu sehat agar tubuh tetap bugar selama berpuasa.
Arti puasa bagi umat Islam adalah menahan diri dari makan dan minum, serta menahan segala sesatu yang membatalkan puasa.
Puasa merupakan suatu keadaan yang secara medis dikenal sebagai Prolonged Intermittent Fasting.
Saat berpuasa, waktu makan diatur dari tiga kali menjadi dua kali dengan jarak antara dua waktu makan sekira 14 jam, yang dimulai dari sahur sampai dengan berbuka.
Sejumlah penelitian mengungkapkan, berpuasa membuat tubuh sehat.
Bagaimana agar mendapatkan manfaat kesehatan dari puasa? Ahli terapi nutrisi Andang Gunawan menyarankan agar lebih memperbanyak asup an sayur dan buah, ketika berbuka puasa dan sahur.
Menurut Andang, ketika kita berpuasa dengan tidak makan dan minum selama sekitar 14 jam maka organ-organ ikut beristirahat.
“Akibatnya, tubuh pun secara alamiah melakukan detoksif kasi atau membuang racun yang selama ini menumpuk. Hasilnya, setelah berpuasa kulit lebih bersih, tekanan darah dan gula darah turun, serta fungsi organ menjadi lebih baik,” ujarnya di Jakarta.
Untuk mengoptimalkan proses tersebut, lanjut dia, maka perbanyaklah asupan makanan alami seperti buah dan sayur, serta mengurangi makanan yang diproses.
“Sebaiknya, pilih menu yang sederhana tapi bergizi, terutama makanan yang bisa langsung dimakan seperti sayur dan buah karena kandungan gizinya tinggi,” jelas dia.
Memang, kata Andang, lebih banyak mengonsumsi sayur dan buah serta mengurangi kalori tinggi, dapat membuat kondisi tubuh lemas. Ini merupakan kondisi yang normal dan terjadi saat minggu pertama puasa.
“Itu adalah proses adaptasi tubuh terhadap pola makan yang baru. Karena, perubahan pola makan memengaruhi kadar gula yang turun, bersamaan de-ngan tensi dan tekanan darah. Hal ini adalah mekanisme tubuh untuk efisiensi energi karena berkurangnya asupan kalori,” kata dia.
Namun, bila tubuh sudah bisa menyesuaikan diri dengan kondisi puasa maka sel-sel tubuh lain, pada akhirnya akan berkerja optimal untuk melakukan proses penyembuhan dan pembersihan racun di dalam tubuh.
Kurangi Santan dan Gula
Sebaiknya, kata Andang, saat berpuasa kita menghindari jenis makanan bersantan, gula, dan makanan berlemak tinggi karena akan menumpuk lama di lambung.
Penumpukan itu akan menyebabkan pembusukan sehingga terjadi radang lambung dan memicu gejala maag.
“Percuma minum obat sakit maag kalau pola makan kita tidak perbaiki, pada akhirnya akan sia-sia juga kesempatan kita melakukan detoksifikasi selama 30 hari,” ungkap dia.
Secara terpisah, praktisi klinis dari RSCM Dr Ari Fahrial Syam mengungkapkan, berkurangnya asupan makan saat berpuasa, otomatis terjadi penurunan asupan kalori dan asupan lemak, serta kolesterol.
Berbagai penelitian pada orang yang berpuasa mengungkapkan, terjadi penurunan kadar LDL dan meningkatnya kadar HDL.
Ini jelas positif untuk pencegahan penyakit kardiovaskuler.
“Namun, ini tidak terwujud kalau kita menerapkan budaya balas dendam saat berbuka de- ngan mengonsumsi makan secara berlebihan,” kata Ari Fahrial.
Ari menegaskan, secara umum, berpuasa memiliki banyak manfaat untuk meminimalisasikan berbagai risiko penyakit.
“Akhirnya dengan berpuasa kita bisa mengatur makan, mengurangi konsumsi karbohidrat dan lemak, mengurangi rokok bagi yang merokok, tetap melakukan aktivitas, serta meningkatkan konsumsi sayur dan buah-buahan. Rangkaian aktivitas sehat ini akan membuat tubuh kita sehat dan terhindar dari berbagai penyakit degeneratif seperti stroke, sakit jantung, dan obesitas,” pungkas Ari.
Sabtu (21/7), umat Islam mulai menjalani puasa di bulan Ramadan, kendati sebagian juga sudah memulainya pada hari ini, Jumat (20/7).
Selain memulai dengan hati bersih, saat sahur hari pertama, perlu dipikirkan pula menu sehat agar tubuh tetap bugar selama berpuasa.
Arti puasa bagi umat Islam adalah menahan diri dari makan dan minum, serta menahan segala sesatu yang membatalkan puasa.
Puasa merupakan suatu keadaan yang secara medis dikenal sebagai Prolonged Intermittent Fasting.
Saat berpuasa, waktu makan diatur dari tiga kali menjadi dua kali dengan jarak antara dua waktu makan sekira 14 jam, yang dimulai dari sahur sampai dengan berbuka.
Sejumlah penelitian mengungkapkan, berpuasa membuat tubuh sehat.
Bagaimana agar mendapatkan manfaat kesehatan dari puasa? Ahli terapi nutrisi Andang Gunawan menyarankan agar lebih memperbanyak asup an sayur dan buah, ketika berbuka puasa dan sahur.
Menurut Andang, ketika kita berpuasa dengan tidak makan dan minum selama sekitar 14 jam maka organ-organ ikut beristirahat.
“Akibatnya, tubuh pun secara alamiah melakukan detoksif kasi atau membuang racun yang selama ini menumpuk. Hasilnya, setelah berpuasa kulit lebih bersih, tekanan darah dan gula darah turun, serta fungsi organ menjadi lebih baik,” ujarnya di Jakarta.
Untuk mengoptimalkan proses tersebut, lanjut dia, maka perbanyaklah asupan makanan alami seperti buah dan sayur, serta mengurangi makanan yang diproses.
“Sebaiknya, pilih menu yang sederhana tapi bergizi, terutama makanan yang bisa langsung dimakan seperti sayur dan buah karena kandungan gizinya tinggi,” jelas dia.
Memang, kata Andang, lebih banyak mengonsumsi sayur dan buah serta mengurangi kalori tinggi, dapat membuat kondisi tubuh lemas. Ini merupakan kondisi yang normal dan terjadi saat minggu pertama puasa.
“Itu adalah proses adaptasi tubuh terhadap pola makan yang baru. Karena, perubahan pola makan memengaruhi kadar gula yang turun, bersamaan de-ngan tensi dan tekanan darah. Hal ini adalah mekanisme tubuh untuk efisiensi energi karena berkurangnya asupan kalori,” kata dia.
Namun, bila tubuh sudah bisa menyesuaikan diri dengan kondisi puasa maka sel-sel tubuh lain, pada akhirnya akan berkerja optimal untuk melakukan proses penyembuhan dan pembersihan racun di dalam tubuh.
Kurangi Santan dan Gula
Sebaiknya, kata Andang, saat berpuasa kita menghindari jenis makanan bersantan, gula, dan makanan berlemak tinggi karena akan menumpuk lama di lambung.
Penumpukan itu akan menyebabkan pembusukan sehingga terjadi radang lambung dan memicu gejala maag.
“Percuma minum obat sakit maag kalau pola makan kita tidak perbaiki, pada akhirnya akan sia-sia juga kesempatan kita melakukan detoksifikasi selama 30 hari,” ungkap dia.
Secara terpisah, praktisi klinis dari RSCM Dr Ari Fahrial Syam mengungkapkan, berkurangnya asupan makan saat berpuasa, otomatis terjadi penurunan asupan kalori dan asupan lemak, serta kolesterol.
Berbagai penelitian pada orang yang berpuasa mengungkapkan, terjadi penurunan kadar LDL dan meningkatnya kadar HDL.
Ini jelas positif untuk pencegahan penyakit kardiovaskuler.
“Namun, ini tidak terwujud kalau kita menerapkan budaya balas dendam saat berbuka de- ngan mengonsumsi makan secara berlebihan,” kata Ari Fahrial.
Ari menegaskan, secara umum, berpuasa memiliki banyak manfaat untuk meminimalisasikan berbagai risiko penyakit.
“Akhirnya dengan berpuasa kita bisa mengatur makan, mengurangi konsumsi karbohidrat dan lemak, mengurangi rokok bagi yang merokok, tetap melakukan aktivitas, serta meningkatkan konsumsi sayur dan buah-buahan. Rangkaian aktivitas sehat ini akan membuat tubuh kita sehat dan terhindar dari berbagai penyakit degeneratif seperti stroke, sakit jantung, dan obesitas,” pungkas Ari.
Rating Artikel : 5 Jumlah Voting : 99 Orang
0 Please Share a Your Opinion.: