23 Juli 2012

Ziarah ke Derbent, Serambi Makkahnya Rusia


Siapa pernah sangka bahwa Islam di Rusia lebih tua dibandingkan Islam di Indonesia? Tapi begitulah sejarah berbicara. Pendapat tentang sejarah bisa berbeda, namun pada umumnya sepakat bahwa Islam pertama kali datang pertama kali ke Rusia pada masa sahabat Nabi Muhammad masih hidup. Maklumlah, jarak tanah Arab dengan Rusia tidaklah sejauh antara tanah suci dengan Indonesia.

Salah satu catatan sejarah menyebutkan bahwa pada tahun ke-8 H, Nabi Muhammad sempat mengirimkan surat bernada dakwah kepada dua raja besar saat itu, yakni raja Kisra Abruiz dari Persia dan Kaisar Heraclius dari Romawi. Persia yang kemudian segera menjadi muslim ternyata memiliki wilayah yang sangat luas hingga mencapai Kaukasia, Chechnya dan Dagestan, tiga wilayah yang kini menjadi bagian dari Rusia.


Selain itu, ada juga sebuah cerita yang berkembang di kalangan masyarakat Dagestan hingga saat ini, bahwa Khalifah Umar bin Khattab sempat mengirimkan seorang utusan sahabat Nabi bernama Suraqat bin Amr pada tahun ke 22 Hijriyah atau abad ke 7 Masehi ke wilayah Rusia Selatan ini. Bahkan diyakini pula bahwa sahabat Nabi yang bernama Salman bin Rabi' dan Abdurrahman bin Rabi' telah wafat di Derbent. Salman kala itu dikenal sebagai komandan pasukan sedangkan Abdurrahman penanggungjawab logistik.

Nah, kalau kita ke Rusia sekarang, kita akan tahu bahwa hampir semua umat Islam disana sepakat, Derbent adalah serabi Makkahnya Rusia. Inilah salah satu kota paling selatan dari wilayah Federasi Rusia yang berjarak 3 jam naik kendaraan pribadi dari ibukota Propinsi Dagestan, Mahajkala. Jaraknya dari ibukota Moskow, yah kira-kira seperti dari Jakarta ke Manado.

Penulis sendiri pernah berkelana sampai tempat ini membuktikan bahwa Islam merupakan agama masyarakat setempat dalam kurun waktu yang sangat panjang. Daerah yang saat ini cukup rawan dan "panas" itu memiliki kontur tanah yang berbukit-bukit serta masyarakat yang berbadan tinggi, tegap dengan muka yang pipih. Di wilayah yang hampir seratus persen menganut Islam tersebut para lelakinya memiliki tradisi membawa senjata kemanapun mereka pergi. Dahulu kala mereka membawa pedang dan pisau, tapi saat ini mereka lebih suka membawa senapan Kalashnikov.

Di tempat ini, masih berdiri dengan kokoh sebuah masjid yang diyakini sebagai masjid pertama yang dibangun para sahabat Nabi (shahabat) yang datang pertama kali. Masjid tersebut ukurannya cukup besar, terbagi menjadi dua bagian dan mampu menampung kisaran 1000 jamaah. Meskipun tidak terlalu indah arsitekturnya, namun beberapa bagian mirip dengan model bangunan Masjidil Haram. Pada musim panas, sholat di dalam masjid ini terasa adem dan membuat hati tenteram.

Di atas salah satu puncak bukit dengan jalanan terjal tidak jauh dari masjid, terdapat sebuah makam yang sangat luas. Mungkin lebih dari 5 hektar. Di sana sini terdapat nisan-nisan yang terkesan sangat kuno dengan model yang bermacam-macam. Persis di tengah-tengah area itu terdapat sekelompok makam yang dibentengi dengan pagar tembok. Disinilah, diyakini sekitar 40 sahabat Nabi yang meninggal di Derbent dimakamkan.

Memasuki makam itu sama sekali tidak ada kesan angker sedikitpun. Bahkan tidak ada bunga-bunga yang ditebarkan, apalagi bau dupa yang menyengat hidung. Tidak ada juga kesan orang mengeramatkannya. Yang terlihat hanyalah beberapa batu yang memanjang yang ukurannya berbeda-beda. Ada juga, satu dua makam yang hanya ditandai batu kecil saja. Semuanya dicat warna putih.

Sangat jelas, tiap nisan sahabat Nabi tidak ada namanya. Mungkin ini sesuai dengan ajaran Islam saat itu agar makam dihilangkan identitasnya agar tidak dijadikan tempat berkembangnya pemujaan. Kalau begitu, benarkan Salman dan Abdurrahman bin Rabi' dimakamkan disini? Wallahu a'lam bisawab. Yang jelas, di bagian gerbang makam ini tertulis dengan tegas: Pemakaman Khirklyar, situs dibawah perlindungan negara

Rating Artikel : 5 Jumlah Voting : 99 Orang
Previous Post
Next Post

0 Please Share a Your Opinion.: