Padangsidimpuan, Persamuhan Umat
Buddha Vihara Avalokitesvara menggelar upacara Ulambana/Cau Tu
(Mandarin) di Vihara Avalokitesvara, jalan Sudirman Kota
Padangsidimpuan, Rabu (28/8).
Ketua Panitia Ulambana
Festival Persamuhan Umat Buddha Vihara Avalokitesvara P. Sidimpuan tahun
2012 Ir Febrius SW mengatakan, kegiatan ini diadakan setiap tahun
dimulai satu bulan sebelum hari puncak (27 Agustus 2012).
Dijelaskan, berbagai kegiatan yang dilakukan dalam upacara ulambana itu berupa, pengumpulan dana sumbangan dari umat, sembako serta penulisan nama - nama pelimpahan jasa.
"Dalam memeriahkan acara, wanita Buddhis juga merangkai bunga persembahan, membuat kapal, nenas dan bunga dari hiasan permen, kreasi beraneka bentuk lambang persembahan serta pembacaan Ti Cang Cing setiap malam di tujuh hari mendekati puncak acara," terangnya.
Dikatakan, di hari puncak kegiatan pembacaan semakin intens dikumandangkan dengan durasi satu hari satu malam, pembacaan ayat - ayat suci dilakukan mulai pukul 09.00 WIB dipimpin langsung oleh Yang Mulia Suhu Nyanamaitri Mahasthavira beserta Bhiksu Bhadra Obasa, Bhiksu Bhadra Tara, Bhiksu Badra Sagara, Lama Jaya Giri, Bhiksuni Badra Karuna, Bhiksuni Badra Pathana dari Sangha Agung Indonesia Pusat(Vihara Ekayana Jakarta).
Lebih lanjut Febrius mengatakan, kegiatan ulambana ini merupakan upacara pelimpahan jasa kepada makhluk hidup ditiga alam sengsara dengan harapan mendapat berkah kebajikan, kebahagian, terbebas dari penderitaan dan terlahir dialam yang lebih berbahagia.
"Pada upacara ulambana ini, umat Buddha juga melakukan karma baik menyumbangkan sembako kepada umat yang kurang beruntung," ujarnya sembari menyebut jika sebelumnya Persamuhan umat Buddha Vihara Avalokitesvara P. Sidimpuan telah menyalurkan sembako sebulan terakhir.
Upacara Ulambana atau Cau Tu (Mandarin) itu diakhiri dengan pembacaan Khotbah (Dhammadesana) oleh Yang Mulia Suhu Nyana Maitri Maha Sthavira.
Dijelaskan, berbagai kegiatan yang dilakukan dalam upacara ulambana itu berupa, pengumpulan dana sumbangan dari umat, sembako serta penulisan nama - nama pelimpahan jasa.
"Dalam memeriahkan acara, wanita Buddhis juga merangkai bunga persembahan, membuat kapal, nenas dan bunga dari hiasan permen, kreasi beraneka bentuk lambang persembahan serta pembacaan Ti Cang Cing setiap malam di tujuh hari mendekati puncak acara," terangnya.
Dikatakan, di hari puncak kegiatan pembacaan semakin intens dikumandangkan dengan durasi satu hari satu malam, pembacaan ayat - ayat suci dilakukan mulai pukul 09.00 WIB dipimpin langsung oleh Yang Mulia Suhu Nyanamaitri Mahasthavira beserta Bhiksu Bhadra Obasa, Bhiksu Bhadra Tara, Bhiksu Badra Sagara, Lama Jaya Giri, Bhiksuni Badra Karuna, Bhiksuni Badra Pathana dari Sangha Agung Indonesia Pusat(Vihara Ekayana Jakarta).
Lebih lanjut Febrius mengatakan, kegiatan ulambana ini merupakan upacara pelimpahan jasa kepada makhluk hidup ditiga alam sengsara dengan harapan mendapat berkah kebajikan, kebahagian, terbebas dari penderitaan dan terlahir dialam yang lebih berbahagia.
"Pada upacara ulambana ini, umat Buddha juga melakukan karma baik menyumbangkan sembako kepada umat yang kurang beruntung," ujarnya sembari menyebut jika sebelumnya Persamuhan umat Buddha Vihara Avalokitesvara P. Sidimpuan telah menyalurkan sembako sebulan terakhir.
Upacara Ulambana atau Cau Tu (Mandarin) itu diakhiri dengan pembacaan Khotbah (Dhammadesana) oleh Yang Mulia Suhu Nyana Maitri Maha Sthavira.
0 Please Share a Your Opinion.: