Kelompok ultra kanan di Inggris semakin menggencarkan kampanye permusuhan mereka terhadap umat Islam untuk menciptakan iklim kebencian terhadap minoritas yang cukup besar di negara Eropa barat tersebut.
"Kami sudah menerima surat dan telepon hujatan meskipun kita mengeluarkan pernyataan yang sangat kuat mengutuk mereka yang terlibat," kata seorang juru bicara Muslim Council of Britain (MCB) kepada The Guardian, sebagaimana dilansir situs onislam, Minggu 13 Mei.
"Jika itu bisa terjadi pada MCB, Anda bisa bayangkan apa yang umat Islam biasa hadapi saat mereka menjalani aktivitas harian mereka."
Kampanye kebencian ultra kanan semakin menjadi-jadi terlebih saat pekan lalu terjadi skandal narkoba dan alkohol yang kemudian turut mengakibatkan terjadinya skandal seksual yang dilakukan 9 pria keturunan Pakistan dan Afghanistan di Liverpool.
"Ini berbahaya bagi hubungan masyarakat," kata Fiyaz Mughal, dari Faith Matters, yang telah membentuk sebuah saluran pengaduan untuk korban Islamofobia.
Dia mengatakan persidangan terhadap sembilan pria keturuan Asia tersebut telah membantu kelompok sayap kanan untuk menambah bahan kebencian terhadap minoritas Muslim.
"Ada banyak diskusi tentang 'phedophilia muslim', seperti mengatakan nabi menikahi seorang gadis muda. Semua ini pembicaraan menjijikkan yang menambah racun terhadap umat Islam."
Mughal mengatakan sekitar 20% dari pengaduan kepada lembaga yang diberi nama, Tell Mama, terkait dengan kelompok English Defence League (EDL).
"Sekitar setengah dari kasus tersebut adalah aktivitas online di mana ada yang selalu menyebutkan phedophilia Muslim."
Para pemimpin muslim di Inggris mulai khawatir akan meningkatnya serangan yang mungkin terjadi terhadap umat Islam di sana. Terutama dari kelompok EDL.
Juru bicara MCB mengatakan bahwa saat ini umat Islam di Inggris tengah bersiap untuk menerima apa yang terjadi setelah persidangan terhadap pria Pakistan dan Afghanistan tersebut. Beragam aksi negatif terhadap mulai dari coretan di dinding rumah, serangan terhadap masjid dan Islamic centre, lemparan kepala bagi dan lain-lain, merupakan tindakan-tindakan buruk yang bisa terjadi.
"Kami sudah menerima surat dan telepon hujatan meskipun kita mengeluarkan pernyataan yang sangat kuat mengutuk mereka yang terlibat," kata seorang juru bicara Muslim Council of Britain (MCB) kepada The Guardian, sebagaimana dilansir situs onislam, Minggu 13 Mei.
"Jika itu bisa terjadi pada MCB, Anda bisa bayangkan apa yang umat Islam biasa hadapi saat mereka menjalani aktivitas harian mereka."
Kampanye kebencian ultra kanan semakin menjadi-jadi terlebih saat pekan lalu terjadi skandal narkoba dan alkohol yang kemudian turut mengakibatkan terjadinya skandal seksual yang dilakukan 9 pria keturunan Pakistan dan Afghanistan di Liverpool.
"Ini berbahaya bagi hubungan masyarakat," kata Fiyaz Mughal, dari Faith Matters, yang telah membentuk sebuah saluran pengaduan untuk korban Islamofobia.
Dia mengatakan persidangan terhadap sembilan pria keturuan Asia tersebut telah membantu kelompok sayap kanan untuk menambah bahan kebencian terhadap minoritas Muslim.
"Ada banyak diskusi tentang 'phedophilia muslim', seperti mengatakan nabi menikahi seorang gadis muda. Semua ini pembicaraan menjijikkan yang menambah racun terhadap umat Islam."
Mughal mengatakan sekitar 20% dari pengaduan kepada lembaga yang diberi nama, Tell Mama, terkait dengan kelompok English Defence League (EDL).
"Sekitar setengah dari kasus tersebut adalah aktivitas online di mana ada yang selalu menyebutkan phedophilia Muslim."
Para pemimpin muslim di Inggris mulai khawatir akan meningkatnya serangan yang mungkin terjadi terhadap umat Islam di sana. Terutama dari kelompok EDL.
Juru bicara MCB mengatakan bahwa saat ini umat Islam di Inggris tengah bersiap untuk menerima apa yang terjadi setelah persidangan terhadap pria Pakistan dan Afghanistan tersebut. Beragam aksi negatif terhadap mulai dari coretan di dinding rumah, serangan terhadap masjid dan Islamic centre, lemparan kepala bagi dan lain-lain, merupakan tindakan-tindakan buruk yang bisa terjadi.
0 Please Share a Your Opinion.: