Masjid Salabose yang dibangun pada abad ke-16 di Majene, Sulawesi Barat, hingga kini masih berdiri kokoh. Masjid di atas areal seluas satu hektar ini dibangun oleh tokoh penyebar agama Islam di Majene, Syeh Abdul Mannan, bersama para pengikutnya. Masjid ini kini menjadi jejak sejarah peradaban Islam di tanah Mandar.
Masjid tersebut berada di puncak Bukit Salabose, Kelurahan Pangali-Ali, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat. Di dalam masjid itu pun disimpan Al Quran tertua yang ditulis tangan dengan tinta dari pohon kayu. Di dalamnya terdapat pula sebuah makam, yang tak lain adalah makam Syeh Abdul Mannan.
Berdasarkan catatan sejarah, di tempat inilah Syeh Abdul Mannan mulai menyebarkan Islam di Sulawesi. Sebelumnya, warga hidup dengan kepercayaan animisme.
Meski beberapa bagian masjid ini telah direnovasi karena lapuk dimakan usia, sejumlah ornamen penting lainnya, seperti kubah dan dinding yang terbuat dari batu yang konon direkatkan dengan telur, hingga kini masih tampak kokoh dan utuh. Dinding kubah, misalnya, hingga kini masih tetap dipertahankan oleh masyarakat setempat.
Kini di areal seluas satu hektar tersebut, banyak warga yang datang berziarah. Mereka tak hanya datang dari kawasan sekitar, tetapi juga dari wilayah di luar Majene. kompas.com
Masjid tersebut berada di puncak Bukit Salabose, Kelurahan Pangali-Ali, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat. Di dalam masjid itu pun disimpan Al Quran tertua yang ditulis tangan dengan tinta dari pohon kayu. Di dalamnya terdapat pula sebuah makam, yang tak lain adalah makam Syeh Abdul Mannan.
Berdasarkan catatan sejarah, di tempat inilah Syeh Abdul Mannan mulai menyebarkan Islam di Sulawesi. Sebelumnya, warga hidup dengan kepercayaan animisme.
Meski beberapa bagian masjid ini telah direnovasi karena lapuk dimakan usia, sejumlah ornamen penting lainnya, seperti kubah dan dinding yang terbuat dari batu yang konon direkatkan dengan telur, hingga kini masih tampak kokoh dan utuh. Dinding kubah, misalnya, hingga kini masih tetap dipertahankan oleh masyarakat setempat.
Kini di areal seluas satu hektar tersebut, banyak warga yang datang berziarah. Mereka tak hanya datang dari kawasan sekitar, tetapi juga dari wilayah di luar Majene. kompas.com
Rating Artikel : 5 Jumlah Voting : 99 Orang
0 Please Share a Your Opinion.: