Padangsidimpuan, (Analisa). Unjukrasa seribuan warga Kecamatan Sipirok di kantor bupati Kabupaten Tapanuli Selatan, Rabu (2/5) rusuh. Seorang warga mengalami luka parah di bagian kepala.
Selain itu dalam aksi menuntut pemindahan ibukota Tapsel ke Sipirok, mengakibatkan tiga pagar besi rubuh dan kaca kantor bupati pecah saat terjadi perang batu.
Pantauan Analisa, seribuan warga Kecamatan Sipirok itu, tiba di kantor Bupati Tapsel sekira pukul 11.30 WIB dengan mengenderai belasan bus, truk dan mobil pribadi sembari mengusung sejumlah spanduk dan poster yang berisikan tuntutan agar Bupati Syahrul M Pasaribu segera pindah kantor ke Sipirok sesuai amanah Undang Undang No 37-38 tahun 2007.
"Kami minta Bupati Syahrul untuk mematuhi amanah UU No 37-38 tahun 2009, jangan malah menciptakan polemik berupa pemultitafsiran lokasi pertapakan ibukota Tapsel, " ujar Kordinator Lapangan Babangun Siregar.
Dikatakan, Sipirok sudah terlalu lama dibiarkan dengan upaya pembodohan dan pemecahan yang dilakukan Bupati Tapsel H Syahrul M Pasaribu. "UU jelas mengatakan jika ibukota Tapsel adalah Sipirok, kok malah mau didirikan di Desa Situmba Kilang Papan. Inikan pengaburan dan pengkangkangan UU," ujarnya.
Disebutkan, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) dalam suratnya ke Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) dan diteruskan ke Bupati Tapsel juga telah mendesak agar perpindahan ibukota Tapsel kesipirok segera direalisasikan.
" Surat Mendagri itu tertanggal 27 April 2010 dan sifatnya sangat segera. Poinnyapun jelas yang meminta agar Gubsu memerintahkan Bupati Tapsel segera memindahkan ibukota Tapsel ke Sipirok, " tegasnya.
Atas dasar itu, Babangun Siregar menuntut Bupati Syahrul M Pasaribu agar hari ini juga pindah berkantor ke Sipirok dan menandatangani surat pernyataan jika akan membangun ibukota Tapsel di Sipirok.
Disela orasi, sebagian massa yang sudah jenuh menunggu kehadiran Bupati Tapsel, meringsek masuk ke kantor bupati dengan melakukan lemparan batu dan botol minuman mineral ke arah Satpol PP, kepolisian dan satpam.
Massa berhasil masuk ke halaman kantor bupati dengan merobohkan pagar besi, serta memecahkan kaca gedung tersebut.
Mendapat lemparan dari warga, petugas pun melakukan balasan dan mengenai kepala seorang massa. Mencegah, insiden tersebut, Kapolres AKBP Andi Syahriful Taufik S.IK berlari dan naik ke mobil pick up tempat pengeras suara.
Dari atas mobil pick up itu, Kapolres menyuruh agar massa berhenti melakukan lemparan, karena jika tidak akan dilakukan tindakan tegas.
Atas kesigapan Kapolres bersama personilnya tersebut, akhirnya kondisi yang sudah memanas berangsur reda.
Temui Warga
Atas jaminan Kapolres, akhirnya Bupati Tapsel H Syahrul M Pasaribu bersama Wakil Bupati Aldinz Rapolo Siregar menemui warga .
Di hadapan, seribuan massa Bupati berupaya untuk menjelaskan hiraraki atau perjalanan hingga akhirnya diputuskan pembangunan ibukota Tapsel di Desa Situmba Kilangpapan.
Namun, penjelasan itu ditanggapi dingin dan teriakan riuh para demonstran yang menyebut jika mereka tidak ingin mendengar bualan-bualan.
" Gak usah banyak cerita, tanda tangani saja surat pernyataan yang kami berikan, " ujar massa yang mulaimarah.
Melihat situasi yang kembali memanas, dengan pengawalan pihak keamanan bupati bersama wakil bupati kemudian dibawa kembali memasuki kantor.
Hingga, menjelang malam seribuan warga masih bertahan depan kantor bupati. Mereka, mendirikan tenda dan menutup Jalan Kenanga.
Dalam penantiannya, sempat terjadi dua kali dialog perwakilan warga di aula kenanga Pemkab Tapsel dengan Bupati, namun tetap tidak mencapai kesepakatan. Kedua belah pihak tetap pada keputusan masing-masing.
Usai dilakukan dialog oleh Kapolres, seribuan massa yang sebelumnya ngotot bertahan akhirnya membubarkan diri sekira pukul 19.00 WIB. Namun mereka berjanji akan kembali datang jika tuntutannya belum direalisasikan. http://www.analisadaily.com
Pantauan Analisa, seribuan warga Kecamatan Sipirok itu, tiba di kantor Bupati Tapsel sekira pukul 11.30 WIB dengan mengenderai belasan bus, truk dan mobil pribadi sembari mengusung sejumlah spanduk dan poster yang berisikan tuntutan agar Bupati Syahrul M Pasaribu segera pindah kantor ke Sipirok sesuai amanah Undang Undang No 37-38 tahun 2007.
"Kami minta Bupati Syahrul untuk mematuhi amanah UU No 37-38 tahun 2009, jangan malah menciptakan polemik berupa pemultitafsiran lokasi pertapakan ibukota Tapsel, " ujar Kordinator Lapangan Babangun Siregar.
Dikatakan, Sipirok sudah terlalu lama dibiarkan dengan upaya pembodohan dan pemecahan yang dilakukan Bupati Tapsel H Syahrul M Pasaribu. "UU jelas mengatakan jika ibukota Tapsel adalah Sipirok, kok malah mau didirikan di Desa Situmba Kilang Papan. Inikan pengaburan dan pengkangkangan UU," ujarnya.
Disebutkan, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) dalam suratnya ke Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) dan diteruskan ke Bupati Tapsel juga telah mendesak agar perpindahan ibukota Tapsel kesipirok segera direalisasikan.
" Surat Mendagri itu tertanggal 27 April 2010 dan sifatnya sangat segera. Poinnyapun jelas yang meminta agar Gubsu memerintahkan Bupati Tapsel segera memindahkan ibukota Tapsel ke Sipirok, " tegasnya.
Atas dasar itu, Babangun Siregar menuntut Bupati Syahrul M Pasaribu agar hari ini juga pindah berkantor ke Sipirok dan menandatangani surat pernyataan jika akan membangun ibukota Tapsel di Sipirok.
Disela orasi, sebagian massa yang sudah jenuh menunggu kehadiran Bupati Tapsel, meringsek masuk ke kantor bupati dengan melakukan lemparan batu dan botol minuman mineral ke arah Satpol PP, kepolisian dan satpam.
Massa berhasil masuk ke halaman kantor bupati dengan merobohkan pagar besi, serta memecahkan kaca gedung tersebut.
Mendapat lemparan dari warga, petugas pun melakukan balasan dan mengenai kepala seorang massa. Mencegah, insiden tersebut, Kapolres AKBP Andi Syahriful Taufik S.IK berlari dan naik ke mobil pick up tempat pengeras suara.
Dari atas mobil pick up itu, Kapolres menyuruh agar massa berhenti melakukan lemparan, karena jika tidak akan dilakukan tindakan tegas.
Atas kesigapan Kapolres bersama personilnya tersebut, akhirnya kondisi yang sudah memanas berangsur reda.
Temui Warga
Atas jaminan Kapolres, akhirnya Bupati Tapsel H Syahrul M Pasaribu bersama Wakil Bupati Aldinz Rapolo Siregar menemui warga .
Di hadapan, seribuan massa Bupati berupaya untuk menjelaskan hiraraki atau perjalanan hingga akhirnya diputuskan pembangunan ibukota Tapsel di Desa Situmba Kilangpapan.
Namun, penjelasan itu ditanggapi dingin dan teriakan riuh para demonstran yang menyebut jika mereka tidak ingin mendengar bualan-bualan.
" Gak usah banyak cerita, tanda tangani saja surat pernyataan yang kami berikan, " ujar massa yang mulaimarah.
Melihat situasi yang kembali memanas, dengan pengawalan pihak keamanan bupati bersama wakil bupati kemudian dibawa kembali memasuki kantor.
Hingga, menjelang malam seribuan warga masih bertahan depan kantor bupati. Mereka, mendirikan tenda dan menutup Jalan Kenanga.
Dalam penantiannya, sempat terjadi dua kali dialog perwakilan warga di aula kenanga Pemkab Tapsel dengan Bupati, namun tetap tidak mencapai kesepakatan. Kedua belah pihak tetap pada keputusan masing-masing.
Usai dilakukan dialog oleh Kapolres, seribuan massa yang sebelumnya ngotot bertahan akhirnya membubarkan diri sekira pukul 19.00 WIB. Namun mereka berjanji akan kembali datang jika tuntutannya belum direalisasikan. http://www.analisadaily.com
0 Please Share a Your Opinion.: