PADANGSIDIMPUAN– Sejak hari pertama bulan suci Ramadan hingga hari ini berdampak semakin banyaknya kehadiran gelandangan dan pengemis (gepeng) di Kota Padangsidimpuan.
Mereka dapat dijumpai dihampir kawasan kota.Jika pada hari-hari biasa di luar Ramadan, gepeng jarang ditemukan di sekitar Jalan Thamrin, Kecamatan Padangsidimpuan Utara, Kota Padangsidimpuan, namun keadaan berubah ketika bulan puasa. Gepeng dan pengemis bahkan terlihat meminta-minta di sejumlah simpang di Kota Padangsidimpuan.
“Terkadang mereka datang dua orang, namun banyak juga yang hanya seorang saja,” kata seorang warga setempat H.Harahap ketika dimintai komentarnya di di Jalan Thamrin kemarin. Apabila hari biasa, pengemis yang datang ke tokonya hanya satu atau dua orang saja per hari.Namun, semakin meningkat jumlahnya apabila bulan puasa. Gepeng yang datang bisa mencapai 10 orang. Menurut H Harahap, kehadiran gepeng tersebut jelas ternyata mengganggu kenyamanan masyarakat, terutama warga yang mempunyai kios yang ada di sekitar daerah itu.
Setidaknya mengganggu kenyamanan masyarakat yang datang membeli. Selain itu, ulah mereka juga mengganggu arus lalu lintas. H Harahap berharap pemerintah kota dapat mengatasi keberadaan gepeng dadakan yang semakin meningkat jumlahnya ketika bulan puasa. Ketua Komisi III DPRD Padangsidimpuan Khoiruddin Nasution menilai, meningkatkan jumlah gepeng menandakan pemerintah gagal mengatasi permasalahan sosial. Anehnya, hingga saat ini, pemerintah belum mempunyai data tentang jumlah gepeng asli Kota Padangsidimpuan.
Politisi asal Partai Demokrat ini juga menilai, meningkatkan jumlah pengemis tersebut disebabkan banyaknya pengemis dari luar daerah yang datang ke Kota Padangsidimpuan. “Masih banyak persepsi masyarakat bahwa di Kota Padangsidimpuan dapat meraup uang yang banyak,karena hingga saat ini, perputaran atau belanja uang di Sidimpuan masih tinggi apabila dibandingkan dengan daerah-daerah lain yang ada di sekitarnya,” tuturnya. Dia berharap agar Wali Kota Padangsidimpuan segera memberikan solusi untuk menekan angka gepeng.
Mereka dapat dijumpai dihampir kawasan kota.Jika pada hari-hari biasa di luar Ramadan, gepeng jarang ditemukan di sekitar Jalan Thamrin, Kecamatan Padangsidimpuan Utara, Kota Padangsidimpuan, namun keadaan berubah ketika bulan puasa. Gepeng dan pengemis bahkan terlihat meminta-minta di sejumlah simpang di Kota Padangsidimpuan.
“Terkadang mereka datang dua orang, namun banyak juga yang hanya seorang saja,” kata seorang warga setempat H.Harahap ketika dimintai komentarnya di di Jalan Thamrin kemarin. Apabila hari biasa, pengemis yang datang ke tokonya hanya satu atau dua orang saja per hari.Namun, semakin meningkat jumlahnya apabila bulan puasa. Gepeng yang datang bisa mencapai 10 orang. Menurut H Harahap, kehadiran gepeng tersebut jelas ternyata mengganggu kenyamanan masyarakat, terutama warga yang mempunyai kios yang ada di sekitar daerah itu.
Setidaknya mengganggu kenyamanan masyarakat yang datang membeli. Selain itu, ulah mereka juga mengganggu arus lalu lintas. H Harahap berharap pemerintah kota dapat mengatasi keberadaan gepeng dadakan yang semakin meningkat jumlahnya ketika bulan puasa. Ketua Komisi III DPRD Padangsidimpuan Khoiruddin Nasution menilai, meningkatkan jumlah gepeng menandakan pemerintah gagal mengatasi permasalahan sosial. Anehnya, hingga saat ini, pemerintah belum mempunyai data tentang jumlah gepeng asli Kota Padangsidimpuan.
Politisi asal Partai Demokrat ini juga menilai, meningkatkan jumlah pengemis tersebut disebabkan banyaknya pengemis dari luar daerah yang datang ke Kota Padangsidimpuan. “Masih banyak persepsi masyarakat bahwa di Kota Padangsidimpuan dapat meraup uang yang banyak,karena hingga saat ini, perputaran atau belanja uang di Sidimpuan masih tinggi apabila dibandingkan dengan daerah-daerah lain yang ada di sekitarnya,” tuturnya. Dia berharap agar Wali Kota Padangsidimpuan segera memberikan solusi untuk menekan angka gepeng.
Rating Artikel : 5 Jumlah Voting : 99 Orang
0 Please Share a Your Opinion.: