Blue River Technology menciptakan robot yang mampu mengidentifikasi, mengklarifikasi, dan membunuh rumput dan tanaman liar di ladang buah dan produksi sayuran organik, sambil mengurangi penggunaan pestisida yang merusak lingkungan di dunia pertanian
Beberapa tahun terakhir ini orang Amerika semakin gencar berbelanja
buah organik dan produksi sayuran organik. Karena menggunakan tenaga
manusia lebih banyak untuk memelihara tanaman organik (misalnya,
mencabut rumput dan tanaman liar dengan tangan), otomastis harga produk
yang di cap organik cukup mahal di pasaran dibandingkan dengan produk
yang ditanam dengan cara biasa. Untuk menjaga keaslian pertanian
organik, petani tidak diperbolehkan menggunakan pestisida atau bahan
kimia lainnya di ladang mereka.
Dua mahasiswa Universitas Stanford
yang berlokasi di Silicon Valley bertemu di bangku kuliah, saat Redden
Lee sedang mengambil gelar S3 (Ph.D.) di bidang komputer dan Jorge
Heraud sedang mengambil gelar S2 (MS) di bidang bisnis. Kemudian Redden
Lee dropout tahun 2011, keduanya mendirikan perusahaan startup yang
diberi nama Blue River Technology.
Tujuan dari perusahaan ini adalah meningkatkan hasil produksi pertanian
dengan tidak menggunakan pestisida dan pada saat yang sama ingin
menciptakan sebuah alat yang inovasi semacam robot yang bisa
dipergunakan untuk membunuh rumput dan tanaman liar di ladang buah dan
produksi sayuran organik. Kedua pencipta mesin robot ini berpikir kalau
tidak menggunakan tenaga manusia, maka kemungkinan besar buah-buah-an
dan sayuran yang dihasilkanpun akan lebih kecil resiko kontaminasi dari
virus seperti E.coli.
Tim teknisi bekerja keras menciptakan sebuah sistem yang dapat
membedakan tanaman asli dengan rumput liar, dan membunuh yang liar tanpa
merusak tanaman asli dan lingkungannya. Uji coba pengumpulan data
(termasuk ribuan gambar) dilakukan dengan sebuah kendaraan beroda empat
sebesar roda sepeda dikerjakan pada Februari 2011 di kawasan Central
Valley, California. Mereka berhasil menciptakan sebuah mesin yang diberi
nama “Robot Selada” yang menggunakan kamera, mesin komputer, dan tiga
macam algoritma yang berbeda untuk menjalankan robot ini:
- Algoritma pertama membantu kamera membaca, dimana kamera diarahkan ke posisi tanah dan mengidentifikasi apakah kamera ini melihat tanaman (misalnya, warna hijau artinya tanaman, warna coklat tua artinya tanah).
- Algoritma kedua digunakan untuk mengklarifikasi dan menentukan apakah tanaman adalah selada sayuran atau rumput dan tanaman liar.
- Algoritma ketiga dan terakhir adalah algoritma membunuh atau memusnahkan rumput dan tanaman liar. Algoritma ini harus bisa menghitung dengan tepat kapan menyemprotkan senyawa yang mematikan rumput dan tanaman liar. Bahan pembunuh bisa terdiri dari pupuk organik, uap panas, atau minyak panas organik.
Awal bulan September ini Blue River dipilih untuk menerima penghargaan di Startup Lab, Series 2, karena robot yang menggunakan teknologi Computer Vision dinilai membantu petani. Menurut gigaom.com,
awal minggu ini perusahaan startup ini menerima suntikan dana (Seri A)
sebesar $3.1 juta dollar untuk pengembangan yang diberikan oleh Khosla
Ventures. Modal baru ini akan dipakai untuk menambah tenaga teknisi yang
akan memikirkan bagaimana caranya mempercepat gerak mesin robot ini
menjadi kecepatan 3 miles (5 kilometer) per jam, dibandingkan kecepatan
sekarang masih 1 mile (1.6 km) per jam. Juga ingin berusaha untuk
menciptakan mekanisme alat pembunuh rumput liar yang lebih canggih
sehingga mengurangi biaya operasi.
0 Please Share a Your Opinion.: