16 Juli 2012

Pembangunan Pertanian Tapsel Jalan Ditempat

Padangsidimpuan, (Analisa). Pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) tidak menunjukkan kemajuan berarti atau jalan ditempat, dibuktikan dari kriteria kemajuan sektor pertanian terukur yang efeknya dirasakan langsung masyarakat petani secara luas.
"Sektor pertanian Tapsel ibarat manusia jalan ditempat, meski kaki turun naik namun tetap saja berada ditempat semula, " ujar Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan Syawaluddin Hasibuan SP MSi kepada Analisa di Kota Padangsidimpuan, Rabu (11/7).

Menurutnya, Pemkab Tapsel seharusnya sudah memiliki program unggulan yang mampu menghasilkan komoditas pertanian spesifik dengan kemampuan adaptasi dalam berbagai zona produksi pertanian yang khas sesuai dengan topografi dan kemampuan lahan yang ada di daerah ini.

"Hingga saat ini belum ada program yang menjadi komoditas unggulan untuk produk hasil pertanian Tapanuli Selatan. Bahkan beberapa daerah yang dari dulu terkenal sudah menjadi sentra produksi pertanian tertentu seperti jeruk Sipirok, kopi Sipirok, padi dan buah-buahan di Batang Angkola hingga saat ini justru malah mengalami penurunan tingkat produksi yang cukup signifikan," katanya.

Dia menilai, Bupati Tapsel tidak bisa hanya membangun opini dengan kegiatan-kegiatan yang sifatnya seremonial. Namun harus ada kegiatan yang riil yang melibatkan seluruh komponen masyarakat Tapsel secara simultan dalam bentuk pengembangan zona-zona produksi khas Tapsel.

"Proses kreatifitas pembangunan pertanian Tapsel pasca Bupati Ongku dengan pengolahan pasca panen buah salak sepertinya mengalami kemandegan. Perlu terobosan baru yang lebih spektakuler untuk menggairahkan pembangunan pertanian di Tapsel," ujar mahasiswa Program Doktor Ilmu Pertanian USU Medan ini.

Dikatakan, Pemkab Tapsel perlu belajar lebih banyak dari daerah-daerah lain yang sudah lebih dulu maju sektor pertaniannya seperti Kabupaten Karo dan Simalungun. Pemkab Tapsel perlu membangun kedekatan emosional dengan masyarakat untuk melakukan rekonstruksi mental petani di daerah Tapanuli Selatan yang selama ini sudah rusak akibat pola-pola pembangunan pertanian yang berorientasi proyek disbanding program.

"Tugas utama Pemkab Tapsel adalah melakukan rekonstruksi mental petani yang selama ini sudah rusak akibat pola-pola pembangunan pertanian yang cenderung mengedepankan sisi proyeknya ketimbang sisi programnya," ujarnya.

Dia juga menambahkan, program Pemkab Tapsel dalam memperbanyak sekolah kejuruan di bidang pertanian tidak akan berhasil jika sector pertanian tidak bergairah dan memiliki prospek yang baik.

"Ribuan alumni sekolah menengah kejuruan yang dihasilkan setiap tahunnya akan menjadi pengangguran jika sektor pertanian yang diharapkan menampung mereka justru tidak bergairah dan tidak memiliki masa depan," ujarnya.

Lebih lanjut Syawal menilai, Bupati Tapsel H. Syahrul M Pasaribu terlalu banyak mengubar kesuksesan program kerjanya meski sesungguhnya berbanding terbalik dengan apa yang terlihat dilapangan.

"Wujud bantuan belum terlihat tapi sudah langsung dipublikasikan, memang ada yang sesuai janji tapi juga banyak yang melenceng, sehingga Bupati terkesan hanya beretorika belaka melalui media, " katanya.

Syawal berharap, agar Bupati Tapsel H. Syahrul M Pasaribu dapat meninggalkan pola-pola ubar janji tersebut sehingga masyarakat tidak terus merasa terdzolimi. (hih/sah)

Rating Artikel : 5 Jumlah Voting : 99 Orang
Previous Post
Next Post

0 Please Share a Your Opinion.: