11 Juli 2012

Massa AMMPR Tabagsel Unjukrasa


Padangsidimpuan, (Analisa). Puluhan massa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Reformasi Tapanuli Bagian Selatan (AMMPR Tabagsel) menggelar unjukrasa di depan gerbang tanki transit PT ANJ di Desa Simirik Kabupaten Tapanuli Selatan, Selasa (10/7).
Mereka menuntut agar perusahaan dapat lebih memerhatikan dan memedulikan masyarakat sekitar serta menaati aturan yang berlaku.

"Kami minta perusahaan ini peduli masyarakat dan lingkungan. Jangan hanya sibuk menjalankan bisnis," ujar Koordinator aksi Muhammad Syukur Nasution.

Pantauan Analisa, massa tiba dengan mengendarai belasan beca bermotor dan satu unit mobil pick up yang memuat alat pengeras suara.

Sembari membentangkan spanduk dan poster, massa menggelar mimbar bebas di depan aparat kepolisian.

Selang setengah jam menggelar orasi, akhirnya pihak perwakilan perusahaan keluar menjumpai dan mendengarkan aspirasi massa.

Dalam pernyataan sikapnya, AMMPR mengimbau perusahaan bertanggungjawab sepenuhnya terhadap sosial lingkungan (TSL), Corporate Social Responsibility (CSR) sesuai pasal 74 ayat 1 UU PT/UU No 40 Tahun 2007.

Meminta perusahaan untuk tidak mengangkangi UU No 25 tahun 2007 tentang penanaman modal dan undang-undang No 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas.

Mendesak perusahaan untuk segera angkat kaki dari bumi Tapsel bila terbukti telah mengangkangi UUD No 25 tahun 2007 tentang penanaman modal dan UU No 40 tentang perseroan terbatas.

Menanggapi pernyataan sikap itu, pihak managemen yang diwakili Safari menolak seluruh tuduhan yang ditujukan. "Perusahaan selalu peduli terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar, tidak benar jika ada tuduhan yang sebaliknya," terangnya.

Dijelaskan, perusahaan selalu menyalurkan CSR kepada masyarakat bahkan ke bidang pendidikan dan perbaikan jalan dan jembatan.

"Kontribusi perusahaan di Angkola Selatan baik pembangunan sekolah (pendidikan), jalan, jembatan hingga konservasi hutan merupakan bukti nyata jika perusahaan ini sangat mengedepankan lingkungan sekitarnya," katanya.

Terkait politik adu domba kepada pengusaha lokal, Safari juga dengan tegas membantahnya. "Kita selalu berhubungan baik dengan para pengusaha lokal dan coba cek sebagian besar pekerja kita adalah masyarakat lokal," ungkapnya.

Tanggapan Safari itu kemudian dibantah massa yang dalam aksi itu membawa langsung seorang pengusaha lokal yang merasa dizolimi pihak perusahaan.

"Saudara kami ini saksi jika perusahaan telah melakukan praktik adu domba kepada pengusaha lokal," ujar massa.

Direktur CV MSS Family, Syukur, salah seorang pengusaha yang merasa dizolimi perusahaan itu mengungkapkan, dirinya sudah kerap dibohongi managemen perusahaan.

"Saya salah satu pengusaha lokal yang telah menjadi korban managemen perusahaan ini. Saya bicara dengan bukti-bukti bukan hanya ngomong belaka," ujar Syukur sembari memperlihatkan sejumlah dokumen perjanjian kedua belah pihak yang diingkari perusahaan itu.

Merasa tidak mendapat titik temu dalam dialog terbuka, puluhan massa membubarkan diri dengan tertib sembari mengancam akan kembali menggelar aksi yang lebih besar jika dalam dua pekan ke depan tuntutan tidak dipenuhi. (hih)
Previous Post
Next Post

0 Please Share a Your Opinion.: