SIDIMPUAN – Untuk
memperbaiki kondisi keuangan Pemko Psp yang dinyatakan bangkrut oleh
Menteri Dalam Negeri, paling tidak harus ada enam kriteria pemimpin
yang dibutuhkan bagi kota itu.
Demikian dikatakan Letnan Jenderal (Letjen) Purnawirawan HA Rivai
Harahap bersama beberapa hatobangon (tokoh) lainnya se-Jakarta terutama
yang bermarga Harahap kepada tim pemenangan pasangan calon Walikota dan
Wakil Walikota Psp nomor urut 6 Chaidir-Maragunung, Kamis (20/9) lalu
melalui telepon selulernya yang disaksikan beberapa awak media.
“Keenam kriteria itu, kata Rivai, kepatutan, kepantasan atau
kelayakan, kapasitas kepemimpinan, kompetensi (yang berarti tingkat
pendidikan, keahlian, profesionalitas), kematangan (kematangan
intelektual, emosional, spiritual, termasuk di dalamnya tentu kematangan
usia, pengalaman) dan kredibilitas yaitu pemimpin yang kredible dalam
soal ahklak, moral dan bebas dari praktek-praktek korupsi serta
penyalahgunaan kekuasaan,” kata Jenderal, yang rencananya tanggal 30
September akan datang khusus memberi dukungan dan motivasi kepada
pasangan Chaidir Ritonga dan Maragunung Harahap yang dianggap memenuhi 6
kriteria tersebut.
Letjen (Purn) Rivai Harahap juga menyampaikan bahwa kota Sidimpuan
yang dinyatakan bangkrut, dimana 70 % dari APBD nya digunakan untuk
belanja langsung. Padahal terbalik, yang seharusnya digunakan untuk
membenahi prasarana, baik itu prasarana pendidikan, kesehatan,
jalan-jembatan dan sarana publik lainya. Tapi karena kondisi kota dan
anggaran yang digunakan untuk membiayai gaji pegawai dan belanja
langsung, maka Sidimpuan dinyatakan bangkrut oleh Mendagri.
“Nah..oleh karena itu, Sidimpuan perlu dipimpin oleh pemimpin yang
punya pengalaman terhadap bagaimana cara meningkatkan pendapatan asli
daerah serta paham bagaimana kinerja lembaga pemerintahan mulai dari
lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Kemudian pemahaman itu
dilengkapi dengan adanya pengalaman enterpreneurship atau semangat jiwa
wira usaha.
Hanya dengan itu pemimpin bisa lebih inovatif, kreatif menghasilkan
berbagai kebijakan yang memungkinkan pendapatan asli daerah bisa
meningkat hingga APBD itu tidak bisa lebih membiayai seluruh sarana dan
prasaran public,” urainya.
0 Please Share a Your Opinion.: